Senin, Juli 20, 2009 di 11.39 |  
Ini tentang masaku. Waktuku dan segala pengaduanku..
Rasa ini berawal dari tahun 2002. 7 tahun berlalu sudah. Saat itu aku masih di bandung dengan segala cita dan cinta. Aku kuliah di salah satu perguruan swasta di kota kembang itu. Komuniikasi adalah jurusan alternative yang kuambil, sekalipun awalnya ku sangat berharap masuk di Hubungan Internasional.

Ya, di akhir semester empat, saat itu aku mengikuti kurikulum wajib di kampus, pesantren. Tepatnya di Ciburial, Dago atas. Seminggu lamanya. Terdengar unik memang. Kurikulum itu wajib bagi segala jurusan. Di Ciburial ku seminggu. Saat itu aku masih memiliki cinta dengan seorang gadis yang kukenal dari SMU di Tasikmalaya. Hmm.. hal terindah yang pernah hadir dalam masaku.

Seminggu berlalu sudah ku jalani pesantren itu. Ah, syukurlah. Badan ini terasa sangat lelah. Kukemasi seluruh pakaianku dan peralatanku. Sebentar lagi ku sampai di kost’an, akan ku telpon si dia hanya untuk say hello dan mengabarinya bahwa aku telah pulang. Satu jam perjalanan akhirnya tiba juga. Seorang sahabat telah menanti di depan kamarku, Syukron namanya. Dengan senyuman kecutnya, dia menyapa, “ bagaimana kabarmu, friend?” aku hanya tersenyum karena aku merasa sangat lelah. Ku duduk sebentar, dan Syukrn menghampiriku.
“cup, ada yang mau kusampaikan sama kamu..” tentunya dengan logat bantennya dia berucap, karena dia memang berasal dari sana.
“ada apa?” tanyaku penasaran. Tapi dia malah diam. “ada apa?” sedikit ku memaksanya, ciri khasku. Akhirnya, dengan wajah bingung dia menjawab, “ok. Tapi janji gak kenapa-napa?” aku malah tambah penasaran. “begini, cup!! Barusan si ER (inisial cewekku-) telepon. Emang dia gak tau kalo kamu pesantren satu minggu? “ “dia tahu, kok. Ku kabari sebelum berangkat, emang kenapa?” sukron kembali menjelaskannya padaku “ barusan Er telepon, tadinya nanyain kamu kemana, cup. Aku bilang kamu pesantren. Trus dia cerita lumayan lama, ujung-ujungnya…..” sukron berhenti seperti bingung untuk ucapkan yang sebenarnya, ”....ujung-ujungnya dia cerita kalo dia telah kembali ke mantannya pacarnya, Reza..” . aku kaget luar biasa. Apa sebenarnya terjadi. Ku terbangun dari dudukku. Ku tak bias percaya dengan ucapan seperti itu, kalaupun benar, tidak seperti ini caranya.

Sepatu ini belum sempat aku buka. Tas ini masih ku bawa. Lelah ini belum hilang. Dan kerinduan padanya, menjadi abstrak. Saat itupula langsung ku putuskan untuk menyusul ER ke rumahnya di Majalengka. Butuh waktu sekitar 3,5 jam perjalanan dari Bandung. Dalam perjalanan, lamunan ini tak pernah berhenti. Dia yang kuanggap cinta sejatiku, rela lakukan ini. Ya Allah, semoga berita ini tak benar adanya. Do’aku sepanjang jalan.

Menjelang sore aku tiba di rumahnya. “ Assalamu ‘alaikum..” sapaku. Tak lama ibunya keluar. Dengan gaya khas pasundan, ia mempersilahkanku masuk. Belum sempat ku Tanya, dia berucap “ nak ucup, Er nya gak ada. Perlu sama Er, kan? “ aku kaget. “ lho, bukannya dia ada di sini, bu?” karena sukron bilangnya seperti itu padaku, info dari Er sendiri. “ Er kan di bandung, emang gak kasih tau nak ucup?” aku hanya terdiam. Akhirnya, sebelum ku memutuskan untuk cari Er di bandung, ku sempat Tanya tentang apa sebenarnya yang terjadi dengan Er. Ya, ibunya membenarkan berita itu. Sempat beberapa kali Reza (mantannya) berkunjung dan mengajak Er keluar untuk jalan menggunakan mobilnya. Ya, Reza memang anak dari orang ternama di kampungnya. Paling tidak, seperti itulah ibunya menuturkan padaku. Terakhir, ibunya menitip pesan, “ nak, ibu dan bapak tidak bias berbuat apa-apa, keputusan ada pada Er. Tapi ibu titip, andai nak ucup tidak berjodoh dengan Er, janganlah membencinya. Anggaplah Er sebagai adik, sebagai saudara. Jangan membenci kami, segala ketentuan ada yang mengatur terlebih soal jodoh..” sungguh, kata-kata bijak itu benar, tapi tak pernah kuharapkan untuk didengar. Hati ini perih, sangat perih. Akhirnya, aku pamit. Bagaimanapun aku tak pernah membenci kalian, kalian adalah orang tua keduaku, keluargaku, tapi Er adalah hatiku..dalam hati ku bergumam.

Waktu menjelang malam, dan aku tiba di tempat kakaknya Er, di Bandung. Kebetulan, Er ada di sana. Karena waktu telah sore, maka aku langsung pada pokok masalah dan tujuan kedatanganku. Dengan memaksa, dia tak pernah bisa menjelaskan, tak enak pada kakaknya, dia berucap. Akhirnya aku putuskan meminta dia dating esok hari ke tempat kost ku. Dia setuju.
Setiba di kost, aku melamun, ini adalah mimpi buruk. Kekasih yang selama ini kuanggap melebihi segalanya, kekasih yang bisa menjamin untuk setia, dan segala harapku, bisa melakukan hal yang tak kuduga. Ya Allah, ini berat bagiku. Jalinan kasih ini telah terjalin cukup lama. Ku mengenal baik keluarganya, dan segalanya. Jangan biarkan ia pergi dariku….do’aku.

Pagi menjelang, sedikit masih terasa mengantuk, lelah, ku menunggu kedatangannya. Akhirnya, dia datang. Di ruang kost yang sempit, ku minta dia menjelaskan semuanya. Dia mulai berucap…” Maafin Er, cup!! Ini sungguh di luar kemampuan Er, Er gak tau kenapa Er menerima dia kembali, seperti ada sesuatu yang memaksa Er untuk menerimanya kembali..”dengan wajah tertunduk dia menjelaskan. Ini semakin membuat ku tak mengerti. “kalo memang ini di luar kehendak Er, ya sudah, putuskan lagi dia..mumpung belum lama..”pintaku padanya. “gak bisa..” “kenapa gak bisa??” emosiku mulai keluar. “gak tau..” jawabnya. Setelah begitu panjang kami bicara, akhirnya kuberi dia pilihan, memilihku atau memilihnya, putuskan saat ini. “gak bisa..cup!!tolong mengerti!!” aku tambah panik dengan pernyataannya. “apa yang mesti kumengerti??apa? apa kamu lupa, bahwa kita masih pacaran, kenapa kamu lakukan itu? Apa karena dia punya materi? Sementara aku anak kost? Apa yang mesti kumengerti?..” akhirnya dia memberi solusi untuk cinta segitiganya. Solusi konyol. “aku ingin adil..!!” WHAT !!! dia tidak berucap lagi. “maksudmu apa? Adil yang mana? Maksudmu, jika kamu putusin dia kembali, maka denganku juga sama? Atau kamu mau jalanin keduanya?? Maaf!!, “ tanyaku padanya dengan nada tinggi. “apa kamu tahu, kita jalin hubungan ini selama hamper 5 tahun, sementara kamu terima dia kembali baru 5 hari, adilnya dimana?? Ini kan blunder yang kamu lakukan, kenapa aku yang dirugikan? Kamu anggap aku apa? Apa saat dulu kamu menerimaku untuk moment hari ini?? “ucapku. GUBRAAAAAKK…!! Tape Compo itu ku banting. Gubraaakk…!! Air Mineral gallon ku banting. Dia berdiri, pamit, melihatku seperti itu. Terakhir dia bilang, dia tetep dengan kata adil versinya.
Dia pergi, perlahan hilang di pandangan ini. Apakah dia akan kembali lagi??
Sejak saat itu, diri ini labil. Dia cintaku. Mendapatkannya adalah hal tersulit yang pernah kulakukan, saat itu. Kini dia pergi dengan mudahnya. Ya Allah, apa arti dari semua ini? Apa semua ini benar karena materi semata? Atau memang ini goresan taqdirku dengan pengharapan yang tak berujung? Aku sangat mencintainya, mengasihinya, dan kurela berikan segalanya untuknya. Tapi dia tak inginkan itu. Dia inginkan lebih dari itu di luar batas kemampuanku saat itu.

Setiap hari lamunan akrab temaniku. Rokok tak pernah lepas di bibir ini. Berharap dan selalu berharap dia sadari kesalahannya. Sampai satu hari, ku terjatuh, karena sama sekali tak bisa bernafas. Asap rokok telah rusak sirkulasi pernafasanku. Aku jatuh. Untunglah, teman-temanku ada di sampingku. Denny, temanku, membawaku ke RS. BOROMEUS, Bandung.

Peristiwa ini yang sering kali kusangkal. Ku tak pernah percaya bahwa cinta bisa merubah diri kita. Tak pernah percaya bahwa kehilangan cinta akan membuat menderita, tapi akhirnya ku mengalaminya. Dan ku sangat percaya itu.

7 tahun sudah tanpa kabar berita darinya. Rindu ini tak kunjung hilang. ku seperti pesakitan. tapi ku berfikir, mungkin karena dia ingin Adilnya itu. atau memang sewajarnya untuk dapatkan yang terbaik.

selamat jalan, kau adalah masa lalu...
Diposting oleh zoepsmilano Label: ,

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates