Rabu, Agustus 05, 2009 di 19.11 |  
Secangkir teh panas dan rokok temaniku dalam risunya pikiran. Di balkon lantai dua rumahku. mata ini menerawang pesawahan yang ada di sekeliling rumahku. Ku seruput teh, sambil pandangi keceriaan anak kecil yang asyik bermain di bawah sanaa. Sama halnya denganku ketika seusia mereka.

Ku lahir dan menghabiskan masa kecilku di rumah ini. Di sebuah desa yang kini telah banyak berubah, yang tidak lagi memberikan keceriaan dan nyaman di hati. Termasuk rumah ini.
Aku memang terlahir disini. Tapi semenjak Sekolah Dasar, ku selalu berada jauh dari rumah. Tempat yang asing bagiku. Itu semua demi cita-cita, harapanku, harapan kedua orang tuaku. Sampai satu ketika, selepas SMP, orang tuaku berencana menempatkanku di Gontor-Jawa Timur, dengan harapan dan sebagai modal dasar kuliah di Al-Azhar, Mesir. Tapi perjalanan itu teramat jauh. melelahkan. Akhirnya perjalanan itu berhenti di Tasikmalaya, tepatnya Cipasung-Singaparna. Akhirnya ku bersekolah di sana, dan di sanapula kutemukan cinta pertamaku yang membuat ku menjadi pesakitan bathin.

Tiga tahun berlalu, dengan cita-cita besarku, ku melanjutkan kuliah di UNISBA Fakultas Ilmu Komunikasi, Bandung.
Malam itu adalah malam inagurasi mahasiswa baru. Entah kenapa, ku merasa begitu sedih. Bertempat di aula, dengan lampu yang dipadamkan, renungan Mahasiswa Barupun dimulai. Kumenangis. "Ayah, Ibu, kakak dan adik-adikku..Aku di bandung, tempat yang asing bagiku, bagi kalian semua, tanpa teman, saudara. Ermas, dimanakah kini?"
Ermas adalah cinta pertamaku, yang temaniku selama di Tasikmalaya.

Dalam kesedihan mendalam, ada sepaberkas kebahagiaan, kebanggaan di jiwa ini. Aku adalah anak desa, dan kini aku berbaur bersama mereka, orang-orang yang secara gaya hidup jauh lebih maju. Aku siap bersaing.

Selama kuliah, tidak selamanya berjalan mulus. Terlalu banyak rintangan yang menghalangiku, dan beberapa kali kukecewakan kedua orang tuaku. Aku bukanlah anak baik, pikirku.
2005 adalah tahun yang terasa begitu pahit. Ku keluar dari Bandung dan kembali ke kampung halaman. Orangtua mengalami kebangkrutan dalam usahanya. kKeluargapun hancur berantakan. Ada hal yang tidak pernah aku duga dan itu terjadi di tahun itu.

Awal 2006 ku mulai bekerja di salah satu perusahaan swasta di tangerang. Pekerjaan yang memang tidak pernah aku bayangkan, bukan bagian dari cita-cita bahkan keahliankku. Tapi dengan kondisi saat itu, pekerjaan itu harus ku ambil, mengesampingkan segala inginku dan egoku. Demi mereka, keluargaku. Memang, pekerjaan itu tidak hina. Aku sadar, bahwa kini aku adalah tumpuan keluargaku. Ayahku begitu depresi setelah kebangkrutannya. ya, aku harus bertahan demi mereka.

to be continue....
Diposting oleh zoepsmilano Label:

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates